Mengenal Supply Chain Management

05 Februari 2021

Supply Chain Management - Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki, serta mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan untuk diterapkan dalam iklim persaingan. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen. Konteks produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen dalam pengertian manajemen produksi dan operasi adalah kombinasi produk barang dan jasa. Industri manufaktur tidak akan dapat bersaing apabila produk yang ditawarkan murni hanya barang sebaliknya perusahaan jasa tidak dapat bersaing apabila pro-duk yang ditawarkan hanya pelayananan. Menyajikan produk dalam arti luas tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sistem produksi operasi yang harus dijalankan perusahaan. Mulai dari mengidentifikasi selera konsumen sampai dengan mengupayakan seluruh kebutuhan input dari pemasok untuk memproduksi dan mendistribusikan produk tersebut sesuai dengan selera konsumen yang dibidik.
 
Pada dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh produk yang memiliki manfaat pada tingkat harga yang dapat diterima. Untuk dapat mewujudkan keinginan konsumen tersebut tentunya setiap perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan. Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui optimalisasi distribusi material dari pemasok, aliran material dalam proses produksi sampai dengan distribusi produk ke tangan konsumen. Distribusi yang optimal dalam hal ini dapat dicapai melalui penerapan konsep Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan.
 
Menurut Turban, Rainer, Porter (2004), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu:
 
Rantai Suplai Hulu (Upstream supply chain)
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurnya dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka. Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
Manajemen Rantai Suplai Internal (Internal supply chain management)
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
Segmen Rantai Suplai Hilir (Downstream supply chain segment)
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.
Bagi perusahaan, penerapan Supply Chain Management akan memberikan kontribusi terhadap pengurangan biaya persediaan yang meliputi biaya penyimpanan, pemesanan, dan stockout terutama pada perusahaan yang menggunakan konsep just in time (JIT). Selain mampu mengeliminasi biaya penyimpanan, juga dapat mereduksi biaya kualitas yang ditimbulkan oleh adanya cacat produk maupun cacat proses. Dari latar belangkang diatas maka dapat kita ketahui bahwa peran Supplay Chain Management dalam sistem produksi dan operasi didalam perusahaan yaitu untuk memberikan value kepada konsumen dalam hal availability dan kecepatan layanan. Sehingga konsumen akan merasakan suatu keunggulan dari produk tersebut, meskipun secara fisik relatif sama dengan produk lain.
 
Menurut Jebarus (2001) Supply Chain Management merupakan pengembangan lebih lanjut dari manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Konsep ini menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai elemen tersebut berlangsung secara transparan. Supply Chain Management merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk secara optimal. Pola baru ini menyangkut aktivitas pendistribusian, jadual produksi, dan logistic.
 
Supply Chain Management terutama diperlukan oleh perusahaan yang sudah mengarah pada pengelolaan dengan sistem just in time, karena konsep just in time sangat menekankan ketepatan waktu kedatangan material dari pemasok sampai ke tangan konsumen sesuai dengan yang ditetapkan. Artinya, kedisiplinan dan komitmen seluruh mata rantai harus benar-benar dilaksanakan, karena sistem just in time tidak menekankan pada persediaan atau zero inventory. Sehingga apabila terjadi penyimpangan pada salah satu mata rantai saja, maka akan mengganggu pasokan material secara keseluruhan dan menghambat kelancaran tugas dari mata rantai yang lain, karena tidak adanya persediaan. Untuk kondisi di Indonesia sistem just in time akan berhasil kalau mata rantai terkait berada dalam satu cluster. Sementara bagi perusahaan yang masih mementingkan persediaan, peran Supply Chain Management adalah untuk menekan biaya persediaan, karena persediaan yang tidak optimal akan menimbulkan dampak biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya backorder (apabila terjadi stockout). Baik perusahaan yang menerapkan sistem just in time maupun yang masih mementingkan persediaan, Supply Chain Management yang dilaksankan akan lebih optimal apabila diterapkan secara terintegrasi oleh seluruh mata rantai pasokan yang terkait.
 
Persaingan usaha yang perusahaan hadapi saat ini memaksa perusahaan untuk terus melakukan terobosan-terobosan agar mampu bersaing di tengah tekanan persaingan global. Perusahaan dituntut memberi value yang tinggi pada tiap titik proses yang dilakukan. Untuk itu di terapkanlah Supply Chain Management sebagai integrasi setiap titik dalam proses penghasilan produk yang bertujuan untuk mengukur efisiensi setiap titik proses sehingga membantu perusahaan untuk mampu mengambil keputusan terbaik, cepat, dan tepat. Dan pada akhirnya memberi nilai optimal pada produk dan jasa yang dijual kepada pelanggan.
 
Untuk itu seorang manajer dan staff logistic & supply chain setidaknya harus mampu membuat empat keputusan, yaitu :
 
(1) bagaimana pesanan harus ditangani (pemrosesan pesanan),
 
(2) ke mana persediaan harus ditempatkan (pergudangan),
 
(3) berapa banyak persediaan yang harus disimpan (persediaan),
 
(4) bagaimana barang harus dikirimkan (transportasi).
 
Sasaran akhirnya adalah memenuhi keinginan pelanggan secara efisien dan menguntungkan, dengan meningkatkan pengelolaan supply chain system & logistics pada sektor industri dan bisnis lebih effisien sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk meningkatkan daya saing (competitiveness ).
 
Sekilas konsep Supply Chain Management memiliki kesamaan dengan manajemen logistic, karena keduanya mengelola arus baarang dan jasa melalui pembelian, pergerakan, penyimpanan, adminitrasi, dan penyaluran barang. Selain itu baik Supply Chain Management maupun manajemen logistic juga memiliki kesamaan dalam hal peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan barang. Perbedaan Supply Chain Management dengan manajemen logistic terletak pada orientasinya. Supply Chain Management mengusahakan hubungan dan koordinasi antar proses dari perusahaan-perusahaan lain dalam business pipelines, mulai dari suppliers sampai kepada pelanggan juga mengutamakan arus barang antar perusahaan, sejak paling hulu sampai paling hilir. Sedangkan manajemen logistic berorientasi pada perencanaan dan kerangka kerja yang menghasilkan rencana tunggal arus barang dan informasi di seluruh perusahaan, jadi lebih terfokus pada pengelolaan termasuk arus barang dalam perusahaan.
 
Manfaat Supply Chain Management
 
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu (Jebarus, 2001) :
 
Kepuasan pelanggan.
Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
Meningkatkan pendapatan.
Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.
Menurunnya biaya.
Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
Pemanfaatan asset semakin tinggi.
Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan Supply Chain Management.
Peningkatan laba.
Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
Perusahaan semakin besar.
Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan Supply Chain Management bagi perusahaan adalah :
 
Supply Chain Management secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.
Supply Chain Management berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut. Dalam hal ini fungsi pemasaran yang akan berperan. Melalui pelaksanaan Supply Chain Management, pemasaran dapat mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. Selanjutnya fungsi ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang produk. Apabila seleksi rancangan produk sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka produk dapat diproduksi.
Persyaratan Penerapan Supply Chain Management.
 
Sebagai suatu konsep yang melibatkan banyak pihak sebagai mata rantai, Supply Chain Management menuntut beberapa persyaratan yang tidak hanya terkait dengan material, tetapi juga informasi. Syarat utama dari penerapan Supply Chain Management tentunya dukungan manajemen. Manajemen semua level dari strategis sampai operasional harus memberikan dukungan mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, sampai pengendalian. Selain dukungan manajemen, syarat lain merupakan syarat yang melibatkan faktor eksternal yaitu pemasok dan distributor. Sebelum membangun komitmen dan melaksanakan ‘kontrak kerja’ dengan para pemasok, maka perusahaan terlebih dahulu harus melaksanakan evaluasi pemasok. Evaluasi pemasok dilakukan apabila untuk material yang sama dapat diperoleh lebih dari satu alternatif pemasok. Setidaknya ada tiga kriteria dalam melakukan evaluasi pemasok, yaitu (Gaspersz, 2002) :
 
Keadaan umum pemasok
Ukuran atau kapasitas produksi
Kondisi financial
Kondisi operasional
Fasilitas riset dan desain
Lokasi geografis
Hubungan dagang antar industry
Keadaan pelayanan
Waktu penyerahan material
Kondisi kedatangan material
Kuantitas pemesanan yang ditolak
Penanganan keluhan dari pembeli
Bantuan teknik yang diberikan
Informasi harga yang diberikan
Keadaan material
Kualitas material
Keseragaman material
Jaminan dari pemasok
Keadaan pengepakan (pembungkusan)
Syarat berikutnya adalah pemilihan distributor sebagai perantara produk perusahaan sampai ke tangan konsumen akhir. Satu lagi persyaratan yang penting dalam penerapan Supply Chain Management adalah transparansi arus informasi. Untuk dapat mendukung arus informasi yang transparan dari seluruh mata rantai yang terlibat dalam Supply Chain Management diperlukan komitmen (dapat dicapai melalui kemitraan dan kesepakatan) disertai dengan ketersediaan database. Konsep database yang dimaksud dalam hal ini bukan hanya kumpulan data yang dikelola dan dikendalikan secara terpusat, melainkan data tersebut harus memenuhi lima kriteria sebagai berikut :
 
Ketersediaan, kapanpun diperlukan harus tersedia disertai dengan kemudahan akses.
Kemampuan dipergunakan untuk berbagi kebutuhan terkait
Kemampuan data untuk selalu berkembang dalam konteks yang efektif
Jumlah data tidak tergantung kondisi fisik penyimpan data (penyimpan data yang harus menyesuaikan jumlah data)
Konsistensi dan validitas data
Intinya, mengelola supply chain berarti merencanakan, mengorganisaikan, mengarahkan, dan mengontrol arus barang dari pemasok ke konsumen.
 
Sumber : BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis oleh Agus Widyarto
 
Untuk dapat memaksimalkan fungsi Supply Chain Management, maka perusahaan perlu memahami persoalan yang selama ini muncul pada sektor tersebut dan teknis perbaikan yang umumnya dilakukan untuk meningkatkan perfomansi perusahaan. Baiknya seorang yang berperan dalam proses SCM mendapatkan pelatihan-pelatihan terbaru guna mengupgrade ilmu yang sudah dimiliki. Di dalam pelatihan terkait biasanya peserta akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman lebih baik mengenai supply chain management.
 
Materi pembelajaran tentang Supply Chain Management dapat Anda dapatkan di dalam Training Quality Control Management System yang kami adakan. Pendaftaran dan info lebih lanjut terkait training tersebut silahkan menghubungi CS kami melalui Whatsapp : 0813-9245-7755 (Nira) / 0811-355-2471 (Lala)

Hallo !

Pilih salah satu tim Marketing kami

Marketing Nira Sekar
6281392457755
Marketing Lala Zhaveera
628113552471
PT Narada Katiga Nusantara
Hai, apakah membutuhkan informasi?
×
Membutuhkan informasi?